3/20/2014

Keutamaan Adzan

     Nabi SAW bersabda : “Tiga kelompok manusia yang kelak pada hari kiamat, menghuni tempat yang harum semerbak karena wewangian misk hitam, tiada hisab yang menakutkan mereka, tiada pula kecemasan apa pun yang menyentuh mereka, sampai manusia lainnya selesai dari urusannya masing – masing: (1) seorang yang membaca Al – Quran semata-mata demi keridhaan Allah (‘Azza Wa Jalla) dan mengimami suatu kaum yang semua mereka senang kepadanya. (2) seorang yang mengumandangkan azan di suatu masjid dan berdo’a kepada Allah (‘Azza Wa Jalla) semata – mata demi keridhaan – Nya. (3) seorang yang beroleh cobaan dengan rizki duniawi yang banyak, namun hal itu tidak melalaikannya dari amalan – amalan untuk akhirat”
    “Tiada makhluk apa pun, manusia, jin atau lainnya, yang mendengar seruan seorang muazin kecuali ia pasti akan menjadi saksi bagi si muazin pada Hari Kiamat.”
“Tangan Allah Yang Maha Pengasih selalu diatas kepala seorang muazin sampai ia selesai dari azannya”
     Yang dimaksud dengan firman Allah adalah    : “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal saleh dan berkata dengan sesungguhnya : ‘aku termasuk orang – orang yang menyerah diri!’, mereka itu adalah seorang muazin”
     “Apabila kamu mendengar suara azan, ucapkanlah seperti yang diucapkan oleh muazin.”
Menirukan ucapan muazin, hukumnya mustahab (dianjurkan mengerjakannya), kecuali pada seruan : “Hayya ‘alash shalah, (mari mengerjakan shalat) dan “Hayya ‘alal falah, (mari menuju kemenangan)”. Pada kedua – duanya, hendaknya ia mengucapkan : La haula wala quwwata illa billah, (tiada daya dan tiada kekuatan kecuali dengan perkenan Allah).
Demikian pula, pada kalimat : qad qamatish-shalah, (salat telah tegak), hendaknya ia mengucapkan : Aqamahallahu wa adamaha ma damatis-samawatu wal ardh, (semoga Allah tetap menegakkannya selama tegaknya lelangit dan bumi).
     Dan, pada saat-saat tatswib, yakni kalimat : ash-shalatu khairun minan naum, (shalat lebih utama daripada tidur), pada azan shubuh, hendaknya ia mengucapkan : Shadaqta wa bararta wa nashahta. (Anda berucap benar, berbuat kebajikan dan bertindak tulus).