Batik Bojonegoro motif Gatra Rinonce, merupakan visualisasi perpaduan RIG (alat mengambil minyak) minyak gas bumi digambarkan sulur dan bunga, dimana satu dan lainnya saling berhubungan dalam satu kesatuan bentuk. Warna hijau dan kuning melambangkan kemakmuran, kemuliaan, dan keindahan. Ga (Gas) Tra (Patra) minyak, Rinonce (ditata satu persatu), dirangkai menjadi satu kesatuan yang utuh dan indah sehingga bermakna adanya gas minyak bumi, apabila dikelola dengan baik dan tetap menjaga keseimbangan dan kelestarian alam dan dimanfaatkan untuk kemaslahatan umat manusia, dapat meningkatkan taraf hidup, harkat dan martabat Bangsa Indonesia, khususnya masyarakat Bojonegoro.
Batik Bojonegoro motif Jagung Miji Emas, jagung merupakan tanaman yang merakyat dan tumbuh subur di Kabupaten Bojonegoro. Hasil yang melimpah menggambarkan bahwa jagung juga dapat meningkatkan pendapatan sekaligus sebagai salah satu pengganti makanan pokok beras. Jagung, miji (berbiji), emas, memiliki makna tanaman jagung di Bojonegoro adalah yang terbaik sehingga dapat meningkatkan nama Bojonegoro dengan hasil panen jagungnya.
Batik Bojonegoro motif Mliwis Mukti, mliwis mukti adalah jelmaan Prabu Angling Dharmo (Raja Malowopati) yang menurut legenda kerajaannya dianggap pernah ada di wilayah Kabupaten Bojonegoro. Mliwis (burung belibis) jelmaan Prabu Angling Dharmo, Mukti (mulia), sehingga bermakna burung belibis yang mulia/tinggi, bukan sembarang burung belibis, karena burung belibis ini adalah jelmaan sang raja, yang dapat memotivasi masyarakat Bojonegoro untuk bekerja keras, tekun dan ulet dalam berkarya guna mencapai kemakmuran.
Batik Bojonegoro motif Parang Dahono Munggal, kayangan api adalah salah satu objek wisata andalan di Kabupaten Bojonegoro. Merupakan sumber api abadi terbesar di Asia Tenggara dan pernah menjadi tempat pengambilan api PON XV tahun 2000. Parang (miring), dahana (api), munggal (menyala atau berkobar sepangang waktu). Simbol masyarakat Bojonegoro yang dinamis, semangat dan mampu memberikan cahaya bagi masyarakat sekitarnya.
Batik Bojonegoro motif Parang Lembu Sekar Rinambat, sapi yang ditambatkan di kandang berbentuk barisan miring dengan kombinasi warna hitam-putih menggambarkan di masa mendatang Kabupaten Bojonegoro akan menjadi pusat pengembangan peternakan sapi. Parang lembu (deretan sapi yang ditambatkan) membentuk barisan miring. Sekar Rambet (bunga yang selalu merambat tanpa batas). Batik ini bermakna jika Kabupaten Bojonegoro dikenal harum karena peternakan sapinya sehingga dapat memberikan kontribusi yang besar sekaligus dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Batik Bojonegoro motif Pari Sumilak, kesuburan tanah (warna coklat) di bumi Angling Dharmo, sangat tepat apabila ditanami padi dan dibudidayakan secara maksimal sehingga mampu meningkatkan taraf hidup petani dan masyarakat Bojonegoro. Pari (padi), sumilak (mulai menguning dan siap dipanen), sehingga mempunyai makna padi yang sudah siap dipanen di seluruh wilayah Bojonegoro. Diharapkan pada tahun-tahun yang akan datang Bojonegoro menjadi lumbung padi atau bahkan menjadi salah satu kabupaten yang memasok padi atau beras Nasional.
Batik Bojonegoro motif Sata Gondo Wangi, sejak dahulu tembakau Bojonegoro sudah dikenal seluruh Nusantara sehingga menjadi salah satu produk unggulan lainnya dari Kabupaten Bojonegoro selain Jati dan lain-lain. Jenis tanaman yang cocok untuk tanaman ini menghasilkan aroma yang khas dan harum yang berbeda dengan daerah lain. Sata (tembakau), ganda (aroma), wangi (harum), sehingga bermakna tembakau Bojonegoro memiliki aroma harum. Diharapkan nama Bojonegoro menjadi harum dan terkenal lewat tembakau sebagai salah satu potensinya.
Batik Bojonegoro motif Rancak Thengul, wayang thengul merupakan salah satu kesenian tradisional khas yang hidup dan berkembang di Kabupaten Bojonegoro. Berbentuk tiga dimensi, terbuat dari kayu dengan aksesoris kain sebagai busananya. Dasar cerita, menak dan panji. Gunungan atau kalpatarunya juga berbahan kayu dan bulu burung merak. Rancak Thengul mengandung arti seperangkat Rancak Thengul sebagai warisan kesenian tradisional di Bojonegoro akan selalu terjaga eksistensinya, menjadi ikon Bojonegoro, lebih dikenal, digemari masyarakat luas sekaligus sebagai bentuk pelestarian dan pengembangan salah satu warisan Pusaka Budaya (cultural heritage) Kota Bojonegoro.
Batik Bojonegoro motif Sekar Jati, tanaman jati, mulai dari akar, pohon dan daun dapat dimanfaatkan. Kayunya merupakan bahan baku meubelair, kerajinan bubut kayu. Tunggak dan akarnya (gembol) dapat diolah menjadi karya seni yang bernilai tinggi. Sekar (bunga), jati (pohon jati) sehingga bermakna tumbuh suburnya pohon jati di Kabupaten Bojonegoro selaras dengan perkembangannya sentra-sentra kerajinan kayu jati (meubel, bubut kayu, gembol) sebagai roda kemajuan dan kreativitas masyarakat Bojonegoro dalam mengolah dan memanfaatkan tanaman kayu jati agar dapat meningkatkan taraf hidup masyarakatnya.
Masyarakat Bojonegoro harus mau ikut membudayakan untuk ikut memiliki Batik Bojonegoro dan menggunakan pada hari Kamis dan Jumat bagi pegawai Pemkab, untuk pengusaha bisa menganjurkan penggunaan Batik Bojonegoro pada karyawannya serta bagi siswa sekolah juga bisa diseragamkan pada setiap hari Jum’at, masih banyak peran serta masyarakat dalam ikut membantu melestarikan penggunaan batik ini.
Batik Bojonegoro motif Jagung Miji Emas, jagung merupakan tanaman yang merakyat dan tumbuh subur di Kabupaten Bojonegoro. Hasil yang melimpah menggambarkan bahwa jagung juga dapat meningkatkan pendapatan sekaligus sebagai salah satu pengganti makanan pokok beras. Jagung, miji (berbiji), emas, memiliki makna tanaman jagung di Bojonegoro adalah yang terbaik sehingga dapat meningkatkan nama Bojonegoro dengan hasil panen jagungnya.
Batik Bojonegoro motif Mliwis Mukti, mliwis mukti adalah jelmaan Prabu Angling Dharmo (Raja Malowopati) yang menurut legenda kerajaannya dianggap pernah ada di wilayah Kabupaten Bojonegoro. Mliwis (burung belibis) jelmaan Prabu Angling Dharmo, Mukti (mulia), sehingga bermakna burung belibis yang mulia/tinggi, bukan sembarang burung belibis, karena burung belibis ini adalah jelmaan sang raja, yang dapat memotivasi masyarakat Bojonegoro untuk bekerja keras, tekun dan ulet dalam berkarya guna mencapai kemakmuran.
Batik Bojonegoro motif Parang Dahono Munggal, kayangan api adalah salah satu objek wisata andalan di Kabupaten Bojonegoro. Merupakan sumber api abadi terbesar di Asia Tenggara dan pernah menjadi tempat pengambilan api PON XV tahun 2000. Parang (miring), dahana (api), munggal (menyala atau berkobar sepangang waktu). Simbol masyarakat Bojonegoro yang dinamis, semangat dan mampu memberikan cahaya bagi masyarakat sekitarnya.
Batik Bojonegoro motif Parang Lembu Sekar Rinambat, sapi yang ditambatkan di kandang berbentuk barisan miring dengan kombinasi warna hitam-putih menggambarkan di masa mendatang Kabupaten Bojonegoro akan menjadi pusat pengembangan peternakan sapi. Parang lembu (deretan sapi yang ditambatkan) membentuk barisan miring. Sekar Rambet (bunga yang selalu merambat tanpa batas). Batik ini bermakna jika Kabupaten Bojonegoro dikenal harum karena peternakan sapinya sehingga dapat memberikan kontribusi yang besar sekaligus dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Batik Bojonegoro motif Pari Sumilak, kesuburan tanah (warna coklat) di bumi Angling Dharmo, sangat tepat apabila ditanami padi dan dibudidayakan secara maksimal sehingga mampu meningkatkan taraf hidup petani dan masyarakat Bojonegoro. Pari (padi), sumilak (mulai menguning dan siap dipanen), sehingga mempunyai makna padi yang sudah siap dipanen di seluruh wilayah Bojonegoro. Diharapkan pada tahun-tahun yang akan datang Bojonegoro menjadi lumbung padi atau bahkan menjadi salah satu kabupaten yang memasok padi atau beras Nasional.
Batik Bojonegoro motif Sata Gondo Wangi, sejak dahulu tembakau Bojonegoro sudah dikenal seluruh Nusantara sehingga menjadi salah satu produk unggulan lainnya dari Kabupaten Bojonegoro selain Jati dan lain-lain. Jenis tanaman yang cocok untuk tanaman ini menghasilkan aroma yang khas dan harum yang berbeda dengan daerah lain. Sata (tembakau), ganda (aroma), wangi (harum), sehingga bermakna tembakau Bojonegoro memiliki aroma harum. Diharapkan nama Bojonegoro menjadi harum dan terkenal lewat tembakau sebagai salah satu potensinya.
Batik Bojonegoro motif Rancak Thengul, wayang thengul merupakan salah satu kesenian tradisional khas yang hidup dan berkembang di Kabupaten Bojonegoro. Berbentuk tiga dimensi, terbuat dari kayu dengan aksesoris kain sebagai busananya. Dasar cerita, menak dan panji. Gunungan atau kalpatarunya juga berbahan kayu dan bulu burung merak. Rancak Thengul mengandung arti seperangkat Rancak Thengul sebagai warisan kesenian tradisional di Bojonegoro akan selalu terjaga eksistensinya, menjadi ikon Bojonegoro, lebih dikenal, digemari masyarakat luas sekaligus sebagai bentuk pelestarian dan pengembangan salah satu warisan Pusaka Budaya (cultural heritage) Kota Bojonegoro.
Batik Bojonegoro motif Sekar Jati, tanaman jati, mulai dari akar, pohon dan daun dapat dimanfaatkan. Kayunya merupakan bahan baku meubelair, kerajinan bubut kayu. Tunggak dan akarnya (gembol) dapat diolah menjadi karya seni yang bernilai tinggi. Sekar (bunga), jati (pohon jati) sehingga bermakna tumbuh suburnya pohon jati di Kabupaten Bojonegoro selaras dengan perkembangannya sentra-sentra kerajinan kayu jati (meubel, bubut kayu, gembol) sebagai roda kemajuan dan kreativitas masyarakat Bojonegoro dalam mengolah dan memanfaatkan tanaman kayu jati agar dapat meningkatkan taraf hidup masyarakatnya.
Masyarakat Bojonegoro harus mau ikut membudayakan untuk ikut memiliki Batik Bojonegoro dan menggunakan pada hari Kamis dan Jumat bagi pegawai Pemkab, untuk pengusaha bisa menganjurkan penggunaan Batik Bojonegoro pada karyawannya serta bagi siswa sekolah juga bisa diseragamkan pada setiap hari Jum’at, masih banyak peran serta masyarakat dalam ikut membantu melestarikan penggunaan batik ini.
0 komentar:
Posting Komentar
#salam kenal yaaa... Jangan lupa tinggalkan jejakmu disini.